BREAKING NEWS

ESDM Kode BBM SPBU Swasta Segera Terisi: Kapalnya Sudah Gerak

tabir87news.co.id || Jakarta -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan sinyal proses negosiasi antara PT Pertamina Patra Niaga (PPN) dengan sejumlah operator stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta akan segera membuahkan hasil.

Penyebabnya, sudah terdapat kapal pengangkut kargo bahan bakar minyak (BBM) dasaran atau base fuel yang mulai bergerak ke Tanah Air.

Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman memastikan masih menargetkan BBM di SPBU swasta dapat kembali terisi pada akhir bulan ini, tetapi dia tidak dapat mengungkapkan operator SPBU swasta mana saja yang sudah semakin dekat membeli BBM dari Pertamina.

“Masih [ditarget terisi akhir Oktober 2025], karena ada kapal yang bergerak, nah ini nanti ya,” kata Laode kepada awak media, di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jumat (24/10/2025). 

Laode memastikan sejumlah persyaratan yang diminta oleh badan usaha (BU) hilir migas swasta dalam negosiasi tersebut sudah dipenuhi oleh Pertamina.

Isu Tuntas

Termasuk,  persoalan base fuel yang terbebas dari kandungan etanol, dan sudah terdapat certificate of origin atau sertifikat ketertelusuran yang memuat keterangan impor berasal.

Selain itu, Laode menekankan bahwa operator SPBU swasta dipastikan akan mengecek terlebih dahulu kargo BBM dasaran yang akan didatangkan ke Indonesia tersebut, guna menghindari tak sesuainya spesifikasi yang diharapkan dan disediakan Pertamina.

“Sudah. Sudah jadi salah satu yang ditambahkan itu adalah masalah pengecekannya itu,” ungkap dia.

Laode juga menyatakan saat ini proses negosiasi pembelian BBM dari Pertamina sudah dilakukan oleh seluruh BU hilir migas swasta.

Sebelumnya, hanya PT Vivo Energy Indonesia dan PT Aneka Petroindo Raya (operator BP-AKR) saja yang diketahui melakukan negosiasi, tetapi saat ini Shell Indonesia dan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia diklaim sudah sepakat melakukan negosiasi dengan Pertamina.

“Kalau informasi terakhir yang saya dapet dari Pertamina, semua sudah bernegosiasi. Kalau sebelumnya kan ada satu yang masih belum. Sekarang sudah semuanya bernegosiasi,” ucap dia.

Isu Tuntas

Termasuk,  persoalan base fuel yang terbebas dari kandungan etanol, dan sudah terdapat certificate of origin atau sertifikat ketertelusuran yang memuat keterangan impor berasal.

Selain itu, Laode menekankan bahwa operator SPBU swasta dipastikan akan mengecek terlebih dahulu kargo BBM dasaran yang akan didatangkan ke Indonesia tersebut, guna menghindari tak sesuainya spesifikasi yang diharapkan dan disediakan Pertamina.

“Sudah. Sudah jadi salah satu yang ditambahkan itu adalah masalah pengecekannya itu,” ungkap dia.

Laode juga menyatakan saat ini proses negosiasi pembelian BBM dari Pertamina sudah dilakukan oleh seluruh BU hilir migas swasta.

Sebelumnya, hanya PT Vivo Energy Indonesia dan PT Aneka Petroindo Raya (operator BP-AKR) saja yang diketahui melakukan negosiasi, tetapi saat ini Shell Indonesia dan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia diklaim sudah sepakat melakukan negosiasi dengan Pertamina.

“Kalau informasi terakhir yang saya dapet dari Pertamina, semua sudah bernegosiasi. Kalau sebelumnya kan ada satu yang masih belum. Sekarang sudah semuanya bernegosiasi,” ucap dia.

Akan tetapi, Laode menyatakan tidak akan mengumumkan perkembangan proses negosiasi yang sedang berlangsung dan baru akan mengungkapkan hasilnya jika sudah terdapat base fuel yang dikirimkan ke masing-masing operator SPBU swasta.

Hal tersebut dilakukan, usai terdapat dua kargo impor BBM dasaran dengan volume total 200.000 barel yang tidak terserap atau tidak laku terjual ke operator SPBU swasta.

“Namun, hasil akhirnya seperti apa nanti kita tunggu. Dia sampai dulu di SPBU-nya baru kita sampaikan. Tidak kayak kemarin,” ungkapnya.

Terpisah, PT Pertamina Patra Niaga (PPN) memastikan akan mengimpor BBM dasaran baru untuk dipasok ke operator SPBU swasta meskipun sudah terdapat dua kargo base fuel yang didatangkan belum lama ini. 

Akan tetapi, nantinya impor baru itu akan dilakukan setelah SPBU swasta benar-benar sepakat membeli BBM dasaran dari Pertamina.

Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun mengungkapkan, setelah seluruh persyaratan pembelian BBM yang diajukan SPBU swasta telah disepakati bersama, maka perusahaan akan kembali mengimpor BBM dasaran baru.

Meskipun begitu, Roberth enggan memerinci apakah sejumlah aspek yang sebelumnya membuat operator SPBU swasta membatalkan pembelian BBM dari Pertamina sudah teratasi atau belum.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengklaim beberapa operator SPBU swasta akhirnya sepakat membeli base fuel dari Pertamina.

Bahlil menyebut negosiasi jual beli BBM dasaran tersebut murni dilakukan secara business to business (B2B) antara Pertamina dengan BU hilir migas swasta.

“Mereka lagi kolaborasi. Saya dapat laporan, sudah beberapa yang sudah melakukan perjanjian,” kata Bahlil kepada awak media, ditemui di kompleks Istana Kepresidenan pada Senin (20/10/2025) petang.

Bagaimanapun, saat ditanya lebih lanjut SPBU mana yang sudah sepakat untuk membeli base fuel dari Pertamina, Bahlil mengaku tidak mengetahui secara detail. “Saya tidak tahu teknisnya karena itu B2B.”

Pertamina Patra Niaga sejak akhir bulan lalu telah mendatangkan kargo bensin dasaran tahap pertama pada Rabu (24/9/2025) untuk dipasok ke operator SPBU swasta. Akan tetapi, kargo BBM dasaran dengan volume 100.000 barel tersebut tidak laku terjual ke BU hilir migas swasta karena berbagai alasan.

Vivo sebelumnya membatalkan pesanan 40.000 barel base fuel karena isu kandungan etanol 3,5% yang terkandung dalam BBM dasaran, sedangkan BP-AKR menyoal ketiadaan certificate of origin.

Setelah itu, PPN kembali mengimpor 100.000 barel BBM dasaran tahap kedua pada Kamis (2/10/2025), dengan spesifikasi yang diharapkan sesuai dengan permintaan BU swasta. Kendati demikian, kargo BBM kedua tersebut kembali tak laku terjual.

Sebagai catatan, berdasarkan Kementerian ESDM, PPN tercatat memiliki sisa kuota impor sebesar 34% atau sekitar 7,52 juta kiloliter (kl) untuk 2025.

Sementara itu, Pertamina Patra Niaga menyebut operator SPBU swasta membutuhkan tambahan pasokan BBM dengan RON 92 sebanyak 1,2 juta barel base fuel, serta RON 98 sejumlah 270.000 barel base fuel untuk mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun ini. (red) 


Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar