“Kami merasa haru sekaligus bangga. Hati kecil saya terpanggil untuk memindahkan makam almarhum ke tempat yang lebih layak sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan,” jelas Nugroho dikutip dari Penerangan Lanud Iskandar melalui unggahan instagram @lanudiskandar, Rabu (12/11).
Danlanud menambahkan, perjuangan LMU II C. Willem tidak terbantahkan dengan adanya penghargaan Surat Tanda Penghargaan pada Agresi Militer I dan II dari Menteri Pertahanan RI serta Piagam Lencana Parasutis dan Piagam Penghargaan dari Kepala Staf
Angkatan Udara.
Selanjutnya, Bupati Kuala Kapuas Muhammad Wiyatno mengungkap bahwa Pemerintah Kabupaten Kuala Kapuas melalui Dinas Sosial tengah berupa untuk mengusulkan nama LMU II C. Willem sebagai pahlawan nasional.
Sementara itu, pihak keluarga yang diwakili oleh putri semata wayang LMU II C. Willem, Apriyani, mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada TNI AU, Komandan Lanud Iskandar beserta jajaran atas penghormatan ini.
“Saya sangat bangga atas perjuangan ayah saya untuk Republik Indonesia. Meskipun sudah 36 tahun dimakamkan, nama dan perjuangannya tetap harum dikenang. Berlian meskipun terkubur lama tetap berharga tinggi, terima kasih kepada bapak Danlanud beserta jajaran,” tutur Apriyani.
Letnan Muda Udara (LMU) II Cornelius Willem merupakan salah satu pejuang yang berperan besar dalam mempertahankan kemerdekaan RI. Ia tergabung ke dalam pasukan payung dalam operasi penerjunan pertama RI untuk mendirikan stasiun pemancar radio yang menghubungkan Pulau Kalimantan dengan ibu kota negara Republik Indonesia saat itu di Yogyakarta.
Penerjunan dilakukan pada 17 Oktober 1947 yang kemudian dikenang sebagai hari lahir Korps Pasukan Gerak Cepat (Korpasgat), pasukan elite TNI Angkatan Udara.
“Saat itu, jalur udara menjadi satu-satunya jalur yang dapat ditembus karena jalur laut telah diblokade oleh Belanda. Misi ini sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa eksistensi Republik Indonesia tetap tegak berdiri,” jelas Penerangan Lanud Iskandar. (red)