RI Bakal Punya 15 Bendungan Baru Senilai Rp47,48 Triliun.
0 menit baca
tabir87news.co.id || Jakarta -- Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah mengebut penyelesaian konstruksi 15 proyek bendungan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan nilai mencapai Rp47,48 triliun. Menteri PU, Dody Hanggodo menjelaskan bahwa upaya percepatan konstruksi bendungan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menjamin ketersediaan air irigasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung program swasembada pangan sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya pada pilar Kedaulatan Pangan dan Energi Nasional. "Pembangunan bendungan harus dibarengi dengan pembangunan saluran konektivitas dan jaringan irigasi. Dengan suplai air yang berkelanjutan, produktivitas pertanian dapat meningkat, dan kesejahteraan petani ikut terdongkrak," kata Dody dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (23/10/2025). Dody menjelaskan, 15 bendungan tersebut ditargetkan tuntas sebelum tahun 2029 dengan total kebutuhan anggaran mencapai Rp47,84 triliun.
Adapun, penyelesaian bendungan-bendungan tersebut bakal meningkatkan potensi layanan irigasi dari 184.515 hektare menjadi 263.055 hektare, yang diharapkan turut memperluas luas tanam dari 277.775 hektare menjadi 483.163 hektare. Ketersediaan air irigasi dari bendungan juga akan mendorong peningkatan produktivitas hasil panen dari 1,4 juta ton menjadi 2,34 juta ton per tahun.
Selain itu, indeks pertanaman (IP) diharapkan naik dari 150% menjadi 262%, sehingga petani yang semula hanya menanam sekali setahun dapat menanam dua hingga tiga kali dalam setahun. Adapun 15 bendungan yang tengah dibangun meliputi Bendungan Tiga Dihaji (Sumatera Selatan), Cibeet dan Cijurey (Jawa Barat), Bener (Jawa Tengah), Bener, Karangnongko, Jragung, Cabean (Jawa Tengah), Bagong (Jawa Timur), Manikin dan Mbay (NTT), Jenelata (Sulawesi Selatan), Way Apu (Maluku), Budong-Budong (Sulawesi Barat), Riam Kiwa (Kalimantan Selatan), dan Bulango Ulu (Gorontalo). Selain itu, Kementerian PU juga memastikan keterhubungan antara bendungan sebagai tampungan air dengan sistem irigasinya untuk terus diperkuat melalui sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier langsung ke lahan pertanian. Saat ini terdapat 2 Daerah Irigasi (DI) yang membutuhkan pembangunan saluran konektivitas dari outlet bendungan, yakni DI Budong-Budong di Sulawesi Barat dan DI Way Apu di Maluku dengan total panjang jaringan sekitar 12,64 km untuk mengairi lahan seluas 400 ha. Selain itu, terdapat 3 daerah irigasi yang sudah terkoneksi namun memerlukan pembangunan lanjutan, yaitu DI Bulango Ulu (Gorontalo), DI Jragung Kompleks (Jawa Tengah), dan DI Komering (Sumatera Selatan) dengan total kebutuhan panjang saluran 90,67 km yang melayani 35.339 ha. "Sementara 15 daerah irigasi lainnya membutuhkan rehabilitasi dan peningkatan jaringan sepanjang 210,32 km untuk mendukung layanan irigasi seluas 15.292 ha," pungkas Dody. (red)
Selain itu, indeks pertanaman (IP) diharapkan naik dari 150% menjadi 262%, sehingga petani yang semula hanya menanam sekali setahun dapat menanam dua hingga tiga kali dalam setahun. Adapun 15 bendungan yang tengah dibangun meliputi Bendungan Tiga Dihaji (Sumatera Selatan), Cibeet dan Cijurey (Jawa Barat), Bener (Jawa Tengah), Bener, Karangnongko, Jragung, Cabean (Jawa Tengah), Bagong (Jawa Timur), Manikin dan Mbay (NTT), Jenelata (Sulawesi Selatan), Way Apu (Maluku), Budong-Budong (Sulawesi Barat), Riam Kiwa (Kalimantan Selatan), dan Bulango Ulu (Gorontalo). Selain itu, Kementerian PU juga memastikan keterhubungan antara bendungan sebagai tampungan air dengan sistem irigasinya untuk terus diperkuat melalui sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier langsung ke lahan pertanian. Saat ini terdapat 2 Daerah Irigasi (DI) yang membutuhkan pembangunan saluran konektivitas dari outlet bendungan, yakni DI Budong-Budong di Sulawesi Barat dan DI Way Apu di Maluku dengan total panjang jaringan sekitar 12,64 km untuk mengairi lahan seluas 400 ha. Selain itu, terdapat 3 daerah irigasi yang sudah terkoneksi namun memerlukan pembangunan lanjutan, yaitu DI Bulango Ulu (Gorontalo), DI Jragung Kompleks (Jawa Tengah), dan DI Komering (Sumatera Selatan) dengan total kebutuhan panjang saluran 90,67 km yang melayani 35.339 ha. "Sementara 15 daerah irigasi lainnya membutuhkan rehabilitasi dan peningkatan jaringan sepanjang 210,32 km untuk mendukung layanan irigasi seluas 15.292 ha," pungkas Dody. (red)