BREAKING NEWS

Sri Mulyani Disebut, Guru sebagai Beban Negara, Tere Liye Beri Sindiran Pedas "Anak-anak Indonesia Cukup Dikasih MBG, Besok Pintar Semua"

tabir87news.co.id || Jakarta -- Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut guru sebagai beban negara terus memicu kontroversi di kalangan masyarakat.

Kontroversi ini kembali mencuat setelah beredar video AI yang memelintir ucapan bendahara negara tersebut, sehingga memancing berbagai reaksi warganet.

Salah satu pihak yang menanggapi adalah penulis terkenal sekaligus alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Tere Liye.

Ia menulis di akun media sosialnya pada 18 Agustus 2025, "Guru memang beban negara," sebagai pembuka ulasannya yang bernada sarkastik.

Tere Liye menegaskan bahwa Indonesia memiliki sekitar 3 juta guru, lebih dari separuh di antaranya mengajar di tingkat SD.

Ia menekankan bahwa bukan tugas pemerintah untuk memikirkan gaji 3 juta orang sekaligus, dan menyinggung perlunya kesadaran dari para guru sendiri.

"Giliran kalian yang mikir dikit napa," tulisnya, menyoroti tanggung jawab pribadi guru terhadap peran mereka di pendidikan.

Ia menghitung bahwa jika gaji guru rata-rata Rp10 juta per bulan, totalnya mencapai Rp360 triliun setahun, belum termasuk THR dan tunjangan lain.

Tere Liye menegaskan, "Kalian itu memang beban negara. Ngabisin duit negara. Itu tuh 3 juta! Bukan cuma 300 ekor," sebagai kritik terhadap besarnya beban fiskal.

Selain persoalan gaji, Tere Liye menyoroti rendahnya kualitas pendidikan nasional yang tercermin dari skor PISA yang masih di bawah standar internasional.

Ia menekankan bahwa tanggung jawab utama berada pada guru, bukan pada presiden atau menteri.

"Yang ngajar kan kalian. Itu tuh salah guru-gurunya jika anak-anak tidak bisa baca, berhitung tidak bisa," tulisnya, menekankan peran guru dalam prestasi murid.

Tere Liye menyindir status guru sebagai profesi pilihan terakhir bagi sebagian orang karena keterbatasan kesempatan di BUMN atau jabatan strategis lainnya.

"Guru itu profesi pilihan terakhir, gara-gara tidak bisa jadi pegawai BUMN, tidak bisa jadi pejabat, tidak bisa jadi ini itu, baru deh, honorer guru, syukur-syukur besok jadi ASN. Ngaku sajalah," tulisnya.

Ia menekankan bahwa setelah bertahun-tahun menerima gaji dan tunjangan, guru seharusnya bersyukur dan tidak menuntut lebih.

Pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas dan kebijakan untuk mendukung kemajuan guru, termasuk perubahan kurikulum dan buku teks, namun masih banyak guru yang mengeluh.

Tere Liye menegaskan bahwa guru memang beban negara dan sudah saatnya masyarakat ikut menanggungnya.

Ia membandingkan beban ini dengan tanggung jawab pemerintah lain yang lebih besar, seperti gaji anggota DPR, menteri, pejabat strategis, dan manajemen BUMN.

Dukungan untuk posisi strategis tersebut, menurutnya, jauh lebih penting dibandingkan biaya untuk guru.

Ia menutup tulisannya dengan kalimat sarkastik, "Kalian? 3 juta! Cuma remah-remah rengginang tidak penting. Hanya beban. Anak-anak Indonesia itu cukup dikasih MBG, besok-besok pinter semua. Nggak perlu kalian!"

Sejumlah netizen yang mengikuti akun Tere Liye memahami bahwa tulisannya menyindir pemerintah sekaligus mengingatkan tugas mulia para pendidik. (red) 

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar