Menteri luar Negeri Iran Temui Presiden Putin di Moskow Bahas Serangan Brutal AS dan Israel ke Fasilitas Nuklir
Menurut laporan kantor berita Mehr, Araghchi dijadwalkan bertemu Putin dan sejumlah pejabat tinggi Rusia pada Senin (23/6) guna membahas situasi regional dan internasional pasca serangan yang dituding dilakukan secara terkoordinasi oleh AS dan Israel.
“Ini adalah bagian dari kemitraan strategis antara Teheran dan Moskow untuk menjaga stabilitas kawasan,” kata Araghchi dalam pernyataan sebelumnya saat berada di Istanbul, Sabtu (21/6).
Serangan Terkoordinasi ke Tiga Fasilitas Nuklir
Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melancarkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan ini dilakukan Minggu pagi waktu setempat dengan menggunakan enam bom penghancur bunker yang dijatuhkan oleh pesawat siluman B-2 ke fasilitas bawah tanah di Fordow.
Sementara itu, puluhan rudal jelajah diluncurkan dari kapal selam AS menghantam dua situs lainnya, yakni Natanz dan Isfahan, yang selama ini dikenal sebagai pusat pengayaan uranium Iran.
Langkah militer ini dinilai sebagai puncak eskalasi konflik setelah serangkaian serangan militer oleh Israel sejak Jumat (13/6), yang diklaim dilakukan dengan dukungan penuh dari Washington.
Korban Tewas Capai Ribuan
Konflik yang terus memanas telah menelan banyak korban jiwa dari kedua pihak. Otoritas Israel melaporkan bahwa serangan rudal balasan dari Iran menyebabkan sedikitnya 25 warga mereka tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Di pihak lain, Kementerian Kesehatan Iran mencatat bahwa akibat serangan udara Israel, sedikitnya 430 orang tewas dan lebih dari 3.500 lainnya terluka. Serangan-serangan tersebut menghantam wilayah padat penduduk, termasuk infrastruktur sipil yang membuat jumlah korban terus bertambah.
Dukungan Rusia dan Ancaman Ketegangan Global
Pertemuan antara Araghchi dan Putin disebut-sebut sebagai langkah diplomatik penting untuk meredakan ketegangan dan menunjukkan perlawanan terhadap dominasi militer AS di kawasan Timur Tengah.
“Rusia dan Iran akan memperkuat koordinasi strategis dalam menghadapi agresi yang tidak sah terhadap kedaulatan negara,” ujar seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Rusia yang enggan disebutkan namanya.
Situasi ini membuat kekhawatiran komunitas internasional meningkat, mengingat konflik antara negara-negara besar di kawasan bisa memicu konfrontasi global yang lebih luas. (red)